Profil Lautan Cinta Catatan Perjalanan Galeri Artikel Dokter ABG Buku Tamu
|
||||||||
Lautan Cinta Catatan
Perjalanan Galeri Artikel
|
CONTOH KASUS
"Saya hamil pertama kali kelas 2 SMP. Biasa, akibat ML (making love) dengan pacar saya yang mahasiswa. Saya sering diajak ke tempat kostnya. Awalnya cuma duduk-duduk, atau dia mengajari saya matematika. Tapi kemudian tidur-tiduran sambil berpelukan. Akhirnya kami ML. Heran, saya tidak menyesal atau takut, malah menyukainya dan ketagihan. Setiap ada kesempatan kami melakukannya". Setelah beberapa bulan pacaran barulah diketahui bahwa Lili hamil. Karena bingung, segala cara ditempuh, termasuk dengan meminum pil dan jamu, lalu ke dokter kandungan untuk minta aborsi. Biaya aborsi waktu itu Rp. 60.000,-. Kehamilan kedua terjadi saat SMA. Dengan alasan yang sama, kali ini Lili berinisiatif sendiri mengajak pacarnya mencari dokter kandungan agar bayinya di aborsi. Biayanya Rp. 90.000,-. Setelah kuliah, gaya hidup kota yang makin bebas menjangkitinya parah. "Saya mendapat pacar baru, kakak kelas saya. Kehidupan saya makin bebas. Saya sering ke pesta, diskotik. Sesekali nenggak ekstasi, tapi heran nggak nyandu. Karena pola hidup boros, atas persetujuan pacar, saya melayani om-om berduit....Hasilnya lumayan, sekali kencan singkat bisa dapat Rp. 250.000,-. Kalau sampai kencan menginap, ya bisa Rp. 400.000-Rp. 600.000...." Akibat dari gaya hidup bebas itu, bulan lalu ia hamil lagi. Karena pacarnya yang masih mahasiswa belum mau menikah dan belum mau punya anak, serta penghasilan belum mamadai untuk berumah tangga, maka aborsi kembali dilakukan untuk kesekiankalinya. Lili bukanlah orang yang tidak tahu resiko aborsi. Ia tahu aborsi bisa berakibat kanker rahim, infeksi, tidak punya anak, kematian, atau berurusan dengan hukum. Tapi tanggapannya terhadap segala resiko itu cukup enteng. "Tapi bagaimana ya, kalau kandungan dipelihara, saya justru merasa lebih ngeri lagi". Jerman Nazi membuat undang-undang yang mengijinkan pemusnahan anggota masyarakat (Holocaust) yang "tak berguna". Kini kita melihat kejadian yang sama muncul lagi. Manusia yang tidak di cintai dan tidak di inginkan untuk lahir, di bantai dengan kejam. Di masa mendatang mungkin orang-orang tua renta, orang-orang cacat, orang-orang idiot (terbelakang) akan mendapatkan perlakuan yang sama ?. Marilah kita bangkit menghadapi suatu fakta bahwa kemerosotan moral dan akhlak manusia sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita. (renungkanlah) Sumber : Bulletin "PRO-LIFE" (edisi khusus) oleh Pondok Hayat-Surabaya
|